Setelah lama tidak terdengar, kasus
penculikan terhadap bocah kembali terjadi di Kabupaten Bantaeng. Kali ini,
penculikan menimpa Bunga (7), nama samaran, warga Sasayya, Kelurahan Bonto
Sunggu, Kecamatan Bisappu, Selasa (29/5).
Seperti biasanya, Bunga yang masih
duduk di bangku Kelas I salah satu SDN di Bissappu, pulang pada pukul 10.00
Wita. Dia tiba di rumahnya sekitar pukul 10.30 Wita.
Ibu Bunga, Salmah yang bekerja di luar rumah, bergegas kembali ke rumahnya untuk mengurus putrinya tersebut. Setibanya di rumah, Salmah tidak melihat anaknya. Bahkan tas sekolah yang digunakannya sehari-hari pun, juga tidak tampak. "Biasanya sepulang sekolah, dia menggantung tas sekolahnya di dinding," katanya.
Ibu Bunga, Salmah yang bekerja di luar rumah, bergegas kembali ke rumahnya untuk mengurus putrinya tersebut. Setibanya di rumah, Salmah tidak melihat anaknya. Bahkan tas sekolah yang digunakannya sehari-hari pun, juga tidak tampak. "Biasanya sepulang sekolah, dia menggantung tas sekolahnya di dinding," katanya.
Tapi Salmah belum menaruh curiga.
Sebab, ada kebiasaan buruk putrinya, yakni sering mampir di rumah temannya
bermain-main. Salmah lalu mencoba menyambangi rumah teman Bunga yang biasa
disinggahi. Namun lagi-lagi, putrinya tidak berada di rumah teman anaknya itu.
Salmah mencoba mendatangi rumah kerabatnya satu persatu. Hingga menjelang senja, pencarian Salmah tidak membuahkan hasil. Ibu Bunga pun mulai dihinggapi perasaan cemas. Dia mengkhawatirkan nasib putrinya yang tidak biasa pergi hingga petang.
Ayah Bunga, Hasbullah lalu
memutuskan untuk melaporkan peristiwa ini ke polisi. Sekitar pukul 17.30 Wita,
Hasbullah bersama salah seorang warga bernama Sani yang mengaku melihat Bunga
dibonceng sepeda motor oleh seseorang, melaporkan kasus ini ke Polres Bantaeng.
Hingga malam membentangkan selimut kegelapan, Bunga belum juga diketahui di mana rimbanya. Air mata orang tua, kakak-kakanya, kerabat dan tetangga Bunga pun, bercucuran.
Sejuta kegundahan menggerayangi hati dan perasaan kedua orang tua Bunga. Berbagai dugaan buruk datang membayang silih berganti. Salah satunya, dugaan penculikan terhadap putrinya.
Benar saja. Keesokan harinya, Rabu (30/5), sekitar pukul 07.00 Wita, Bunga muncul di sekolahnya. Tapi penampilan Bunga tidak seperti biasanya. Pakaian sekolah yang dikenakannya, penuh dengan bercak darah.
Hingga malam membentangkan selimut kegelapan, Bunga belum juga diketahui di mana rimbanya. Air mata orang tua, kakak-kakanya, kerabat dan tetangga Bunga pun, bercucuran.
Sejuta kegundahan menggerayangi hati dan perasaan kedua orang tua Bunga. Berbagai dugaan buruk datang membayang silih berganti. Salah satunya, dugaan penculikan terhadap putrinya.
Benar saja. Keesokan harinya, Rabu (30/5), sekitar pukul 07.00 Wita, Bunga muncul di sekolahnya. Tapi penampilan Bunga tidak seperti biasanya. Pakaian sekolah yang dikenakannya, penuh dengan bercak darah.
Kepada keluarganya, Hikmah
menuturkan, dirinya dibawa ke laut oleh pelaku. Hanya saja, dia tidak menyadari
apa yang terjadi atas dirinya. Dia lalu dipulangkan pada pagi buta. "Pagi-pagi
sekali saya dikasi pulang," ucapnya polos.
Kalau cerita Bunga benar, modus yang
menimpanya, sama dengan kasus yang dialami sejumlah bocah korban penculikan
selama ini. Beberapa diantaranya dibawa ke tengah laut lalu dieksekusi oleh
pelaku.
Usai menjalani visum di RSUD Prof DrAnwar Makkatutu, Bunga kembali ke rumahnya. Namun sekitar pukul 09.00 Wita,
Bunga dibawa oleh seorang Polwan berpakaian preman dari Mapolres Bantaeng untuk
dimintai keterangan lebih lanjut.
Sumber di Polres Bantaeng membenarkan,
orang tua Bunga telah melaporkan peristiwa ini. Korban tengah dimintai
keterangan seputar masalah yang dialaminya.
( sumber : berita kota)
0 komentar:
Posting Komentar